Aksara Ragajati

Aksara Ragajati adalah sebuah aksara yang diciptakan dan dikembangkan oleh Ki Jagaraga (sebutan pencipta Aksara Ragajati; namanya diambil dari kata "Jaga" yang berarti menjaga dan "Raga" yang disini diartikan sebagai aksara). Aksara ini sebagian besar terdiri dari huruf-huruf dalam Aksara Sunda Baku dan beberapa huruf yang hanya ada dalam aksara ini, dengan menggabungkan sistem penulisan Abugida dan Alfabet. Aksara Ragajati sendiri diciptakan pada tahun 2023 dan terbagi menjadi tiga, yakni Aksara Sawara (dikenal sebagai Aksara Swara dalam Aksara Sunda), Aksara Ngalagena, dan Aksara Kalam (kata "Kalam" merupakan singkatan dari bahasa Sunda "Ka Alam").

Nama Ragajati sendiri berasal dari kata "raga" yang berarti tubuh atau badan dan "jati" yang berarti asli, murni, atau sejati. Ragajati sendiri juga bisa diartikan sebagai sebuah raga dalam bahasa yang diartikan sebagai jiwa. Maksudnya, aksara tanpa bahasa adalah raga tanpa jiwa dan begitupun sebaliknya.

Aksara Ragajati terdiri dari 3 bagian;
•Aksara Sawara (terdiri dari 7 huruf)
•Aksara Ngalagena (terdiri dari 18 huruf)
•Aksara Kalam (terdiri dari 4 huruf)
Dalam Aksara Ragajati juga terdapat simbol-simbol angka khusus yang beberapa terinsipirasi dari Aksara Romawi.
Berikut ini merupakan contoh kalimat dalam Aksara Ragajati.
Dalam Aksara Ragajati juga terdapat "tanda taca" ("taca" merupakan singkatan dari kata dalam bahasa Sunda "teu dibaca" yang diartikan tidak dibaca), yakni simbol khusus berbentuk (x) yang berfungsi sebagai penutup kata akhir. Sebagai contoh, dalam kata "batu" terdapat huruf "Ba" dan "Ta". Tetapi karena huruf akhirnya "Ta", maka digunakanlah tanda (x) berbentuk kecil diatas huruf "Ta" dan menjadi dibaca "T" kemudian ditambah dengan Aksara Sawara "U" maka menjadi "Tu", "Ba"+"Ta"-"A"+"U"="Batu".

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Sunda di Bogor Utara (Parung, Ciseeng, Gunungsindur)